Adapun BCA Finance menargetkan penyaluran pembiayaan baru di 2021 dapat menyentuh Rp 30 triliun, atau hampir dua kali lipat dari periode 2020 yang realisasinya sebesar Rp 15,5 triliun. Menurut Roni, butuh waktu untuk memulihkan kinerja industri multifinance seperti kondisi normal sebelum pandemi.
Namun, dia tetap optimistis 2021 bakal lebih baik dibandingkan kondisi tahun lalu seiring upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional yang digencarkan pemerintah. Portofolio pembiayaan juga akan menjadi fokus yang tetap dijaga di tahun ini, salah satunya melalui skema restrukturisasi.
Hingga akhir tahun lalu total restrukturisasi kredit yang dilakukan telah mencapai Rp 8,2 triliun, dengan skema berupa cuti pembayaran bunga dan pokok selama enam bulan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan insentif penurunan PPnBM di sisi lain masih perlu didukung dengan revisi kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong kredit pembelian kendaraan bermotor, yaitu melalui pengaturan mengenai uang muka (DP) 0 persen dan penurunan aktiva tertimbang menurut risiko atau ATMR Kredit untuk kendaraan bermotor, yang akan mengikuti pemberlakuan insentif penurunan PPnBM ini.
Dengan skenario relaksasi PPnBM dilakukan secara bertahap, maka berdasarkan data Kementerian Perindustrian diperhitungkan dapat terjadi peningkatan produksi yang akan mencapai 81.752 unit.
Estimasi terhadap penambahan output industri otomotif juga diperkirakan akan dapat menyumbangkan pemasukan negara sebesar Rp1,4 triliun. “Kebijakan tersebut juga akan berpengaruh pada pendapatan negara yang diproyeksi terjadi surplus penerimaan sebesar Rp1,62 triliun,” ucap Airlangga.
BACA: Airlangga Hartarto Setuju Usulan Kemenperin, Beli Mobil Bebas PPnBM Bulan Depan