“Biasanya yang menyerap warung soto, rumah makan, hanya saja selama pandemi serapan dari sana sedikit,” kata dia.
Karena itu, Musbar mengatakan kalangan peternak dan Kementerian Perdagangan serta Badan Ketahanan Pangan (BKP) sepakat untuk solusi jangka pendek dalam menyelesaikan masalah ini.
Musbar mengatakan pemasaran telur akan difokuskan ke pos-pos penjualan sembako di daerah yang bekerja sama dengan Divre Bulog.
Penurunan harga telur di tingkat produsen ini sedikit berubah dari proyeksi BKP. Sebelumnya, proyeksi BKP menunjukkan harga telur di tingkat produsen mencapai level tertinggi di kisaran Rp 25 ribu per kg pada minggu terakhir Desember 2020 yang diikuti dengan kenaikan harga di tingkat eceran menjadi Rp 28 ribu per kg.
Harga telur di tingkat produsen diperkirakan akan mulai turun, tetapi masih di kisaran Rp 23 ribu sampai Rp 24 ribu per kg pada awal Januari. Data BKP menunjukkan harga akan bertahan di kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 23 ribu per kilogram sampai Maret 2021.
BISNIS
Baca juga: Tahun Baru, Harga Telur di Tingkat Peternak Anjlok Jadi Rp 17.500 per Kilogram