"Mereka sudah beri EUA lebih cepat lagi, jadi kami rely ke EUA mereka. Tapi data tetap harus disubmit hasil dari asesmen tersebut, jadi lebih cepat," tutur Penny.
Selain Sinovac, sejumlah produsen yang sudah menghubungi misalnya adalah Kalbe Farma dengan produsen asal Korea Selatan. Namun, pengembangan vaksin dari mereka masih menunggu uji coba fase I rampung di Korea Selatan, dan memulai uji coba fase II dan III di Indonesia.
"Lalu brand lain seperti Spudnik sudah menghubungi karena sudah selesai fase III-nya dan sudah ada use authorization bisa berproses dengan BPOM. BPOM tidak bisa mendiskriminasi yang boleh dan tidak, yang penting aspek keamanan, mutu, dan khasiat. Sudah ada yang mau melakukan registrasi, tapi procurement di pemerintah," ujar dia. Selain itu, produsen lainnya yang sudah berkomunikasi adalah Astrazeneca dan Pfizer.
Saat ini, BPOM baru mengeluarkan persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat untuk vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Inc pada Senin, 11 Januari 2021. Selepas keluarnya izin penggunaan darurat ini, pemerintah pun memulai vaksinasi perdana Covid-19 pada Rabu, 13 Januari 2021, dimulai dengan suntikan kepada Presiden Joko Widodo.
Baca: Soal Izin Darurat Vaksin Covid-19, BPOM: Independensi Tidak Bisa Ditawar
CAESAR AKBAR