TEMPO.CO, Banjarmasin - Terus meningginya banjir akhirnya memutus ruas jalan nasional dan jalan utama lintas kabupaten di Tanah Laut, Kalimantan Selatan pada siang hari ini. Akibat banjir Kalsel ini, Kepolisian mengimbau agar pengguna jalan dari arah Banjarmasin atau Banjarbaru menuju Pelaihari untuk tidak melintas dulu.
"Karena tingginya debit air," kata Kasat Lantas Polres Tanah Laut, Polda Kalsel AKP M Taufiq Qurahman SIK, Kamis, 14 Januari 2021. Air dengan ketinggian mencapai satu meter menggenangi Desa Pandahan, Kecamatan Bati-Bati yang merupakan titik perbatasan Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
Sedangkan Desa Gunung Raja, Kecamatan Tambang Ulang menuju arah Pelaihari, banjir juga semakin tinggi sehingga arus lalu lintas lumpuh total. Termasuk di Kelurahan Angsau di Kecamatan Pelaihari juga terjadi genangan air di jalan raya.
Selain melakukan pengaturan arus lalu lintas di jalur alternatif, anggota Satlantas Polres Tanah Laut juga fokus membantu proses evakuasi warga yang masih terjebak banjir. Taufiq menyebutkan, hingga hari ini masih ada sejumlah warga yang masih bertahan di rumahnya meski sejak beberapa hari lalu sudah diimbau untuk mengungsi ke tempat lebih aman.
"Banyak rumah warga yang sudah hampir tenggelam, jadi sangat berbahaya jika tetap masih bertahan," kata Taufiq. Terlebih kini hujan terus saja mengguyur wilayah tersebut sehingga debit air semakin meninggi dan dipastikan tidak akan surut dalam waktu dekat.
Ruas jalan nasional di Provinsi Kalimantan Selatan yang menghubungkan antarkabupaten dan kota juga putus diterjang banjir setelah oprit jembatan di Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar terputus sejak Kamis pagi.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar Mokhammad Hilman di Martapura, Kamis mengatakan, kerusakan bukan terjadi pada badan jembatan di titik ruas Jalan A Yani Km 55 itu tetapi hanya pada oprit jembatan.
"Benar jalan nasional tepatnya di Jalan A Yani km 55.500 Kecamatan Mataraman terputus karena oprit Jembatan Sungai Salim yang rusak tergerus air," kata Hilman.