TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Bahlil Lahadalia mengklaim investasi perusahaan konglomerasi LG Group asal Korea Selatan, LG Energy Solution, di Indonesia sebesar US$ 9,8 miliar atau Rp 142 triliun merupakan yang terbesar sejak era reformasi.
“Ini merupakan momentum bagi Indonesia untuk membangun optimisme di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih dihadapi,” tutur Bahlil dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 Januari 2021.
Masuknya modal perusahaan Negeri Gingseng ke Indonesia diumumkan pada 30 Desember 2020. LG Energy berencana membangun industri sel baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining), serta industri prekursor dan katoda.
Perseroan akan membentuk konsorsium dengan empat BUMN Indonesia, yakni MIND ID, PT Antam Tbk., PT Pertamina, dan PT PLN. Investasi LG Energy rencananya ditempatkan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
Bahlil menganggap investasi LG Energy bakal berdampak positif bagi perekonomian nasional dan mendukung pemerataan pertumbuhan Kabupaten Batang. “Pemerintah sudah menyiapkan lahan, sarana dan prasarana infrastrukturnya yang memadai, serta ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan,” ujar Bahlil.
Baterai listrik merupakan komponen utama mobil listrik yang kontribusinya mencapai 40 persen dari total biaya kendaraan. Dari sisi produksi baterai, biaya material merupakan komponen utama yang mencapai 50-60 persen dari total biaya baterai.
Pada 2035, Indonesia menargetkan bisa memproduksi empat juta mobil listrik dan sepuluh juta motor listrik. Dengan proyek kerja sama investasi ini, Indonesia diklaim bakal naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah menjadi pemain rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik.
Baca: Pabrik Baterai Mobil Listrik 142 Triliun Ditargetkan Dibangun di Semester I 2021