Danang menjelaskan, Batik Air juga selalu melakukan penyemprotan (disinfektan) dan menjaga kebersihan pesawat secara detail meliputi ruang kemudi (flight deck), dapur (galley), kamar kecil (lavatories). Hal ini termasuk pintu, pegangan pintu, wastafel dan tempat sampah, alas makan dan pegangannya, fasilitas hiburan (in-flight entertainment) hingga remote control.
Selain itu, kru pesawat juga membersihkan pegangan pembuka rak bagasi kabin (luggage storage bin handle); overhead lighting, ventilasi udara dan call button; sandaran kursi, penutup tempat duduk (seat covers) dan sabuk pengaman (seatbelts). Selain itu yang jadi target yang dibersihkan adalah sandaran kepala tempat duduk (seat headrests); karpet lantai; jendela dan penutup jendela; fasilitas penumpang lainnya; ruang kargo (cargo compartment), dan lainnya selalu dibersihkan dan disemprot disinfektan.
Adapun untuk jumlah tingkat keterisian tamu atau penumpang (seat load factor) pada penerbangan ID-6220 pada tanggal tersebut adalah 128 tamu. "Dua anak-anak dan satu balita, terdiri dari 75 tamu kategori grup, 53 tamu kategori perorangan," kata Danang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson mengatakan pihaknya dan Dinas Perhubungan memperketat pemeriksaan di bandara untuk mencegah masyarakat luar yang masuk dengan membawa virus Covid-19. Hal tersebut sesuai dengan instruksi Gubernur Kalimantan Barat.
"Makanya, saat ini kita menggencarkan pemeriksaan terhadap penumpang pesawat yang masuk ke Kalbar dan beberapa hari terakhir kita selalu melakukan pemeriksaan di Bandara Supadio Pontianak," kata Harisson, Kamis, 24 Desember 2020.
Sejak 22 Desember 2020, menurut Harisson, Satgas Penanggulangan Covid-19 telah melaksanakan pemeriksaan secara acak terhadap penumpang yang mendarat di Bandara Supadio. Hal itu juga dilakukan untuk mengecek surat edaran dari Satgas Nasional tentang bahwa setiap penumpang yang keluar dari Pulau Jawa itu harus menggunakan tes cepat antigen.