TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Semen Gresik Tbk (SMGR) membukukan peningkatan laba bersih sebesar 41,4 persen pada kuartal III 2008 bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari Rp 1,27 triliun menjadi Rp1,79 triliun.
"Pencapaian ini didorong tumbuhnya pendapatan perseroan," kata Direktur Utama Semen Gresik, Dwi Soetjipto, dalam siaran persnya, Kamis (23/10).
Selama periode Januari hingga September tahun lalu, pendapatan SMGR hanya mencapai Rp7,09 triliun. Sementara periode sama tahun ini, pendapatan perseroan mencapai Rp 8,79 triliun, atau meningkat sebesar 23,98 persen.
Laba kotor perseroan tumbuh 31 persen menjadi Rp 3,79 triliun dari periode sama sebelumnya Rp 2,89 triliun. Sementara beban pokok pendapatan mencapai Rp5 triliun atau naik 19 persen dari Rp 4,2 triliun periode sama sebelumnya.
Selama periode tersebut, perseroan mampu membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 146,58 miliar, lebih tinggi dibanding kuartal III 2007 yang hanya Rp 99,2 miliar. Adapun total aset perseroan juga mengalami kenaikan sebanyak 22,1 persen persen dari Rp 7,91 triliun menjadi Rp 9,67 triliun pada kuartal III 2008 dengan kewajiban mencapai Rp 2,03 triliun.
Semen Gresik mentargetkan pendapatan Rp 11 triliun hingga akhir 2008. Target tersebut meningkat 22 persen dibanding tahun lalu Rp 9 triliun.
Sebelumnya, Dwi mengatakan, meski terjadi perlambatan permintaan semen selama Agustus 2008 sebesar dua persen, perseroan optimistis dapat memenuhi target pendapatan tersebut. "Penurunan permintaan semen itu tidak bisa dijadikan patokan," ujarnya.
Namun, untuk target laba bersih akhir tahun, perseroan belum dapat memastikan, karena tergantung harga jual semen.
Sampai dengan 30 September 2008, perseroan mengantongi dana tunai sebesar Rp 3,3 triliun. Dengan komposisi pendanaan dari dana sendiri minimal 30 persen, kata Dwi, sudah dapat menjamin kebutuhan pendanaan seluruh proyek-proyek yang direncanakan dan sedang dilaksanakan oleh perseroan.
Meski kas perseroan cukup kuat, serta didukung oleh komitmen beberapa institusi keuangan untuk memodali investasinya, namun akibat kondisi perekonomian dunia yang tengah mengalami krisis, perseroan berencana mengevaluasi belanja modal (capital expenditure/capex) yang akan digunakan perseroan dalam empat tahun ke depan sebesar US$ 1,6 miliar.
"Kami akan evaluasi seluruh capex dan pola penanganannya akibat krisis ekonomi global, karena berpotensi menimbulkan peningkatan biaya investasi" kata Dwi.
Menurut Dwi, meski ada evaluasi capex, hingga saat ini seluruh proyek strategis perseroan, khususnya proyek- proyek yang terkait dengan peningkatan kapasitas dan daya saing perseroan, berjalan sesuai yang direncanakan.
Semen Gresik tahun ini mulai melakukan peningkatan kapasitas produksinya dengan biaya US$ 350 juta. Selain itu, perseroan juga berencana membangun dua pabrik baru di Makasar dan Jawa Tengah dan 10 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), dengan nilai proyek US$ 1,25 miliar.
Ari Astri Yunita