TEMPO.CO, Jakarta – Jumlah penumpang pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sepanjang kuartal III hanya mencapai 18,1 persen dari kondisi normal. Di kuartal ini jumlah penumpang tercatat sebanyak 1,5 juta orang.
“Situasi tersebut jika dibandingkan dengan kuartal III 2019 masih cukup jauh. Namun ada peningkatan dibandingkan dengan kuartal II 2020,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam acara Public Expose Garuda Indonesia, Selasa, 15 Desember 2020.
Berdasarkan data entitas, Irfan mengatakan, terjadi peningkatan penumpang pesawat sebanyak 1 juta dari kuartal II ke kuartal III. Pada kuartal II jumlah penumpang Garuda Indonesia hanya mencapai 500 ribu orang.
Meski kinerja dari sisi penumpang masih lemah, aktivitas perusahaan ditopang oleh meningkatnya intensitas pergerakan kargo. Sepanjang kuartal III, pergerakan kargo yang diangkut maskapai BUMN ini naik menjadi 50,5 ribu ton dari kuartal sebelumnya sebesar 41,3 ribu ton.
Kinerja angkutan kargo, tutur Irfan, telah melampaui 50 persen dari kondisi normal atau tepatnya 62,4 persen. Sementara itu, kapasitas produksi maskapai atau ASK sepanjang kuartal III tercatat 34,8 persen atau 4,6 miliar.
Irfan optimistis kinerja perusahaan akan jauh meningkat pada akhir kuartal IV. “Melewati Q3, kami mengalami peningkatan terutama kargo dan carter. Jumlah kargo dan carter selama Oktober telah melampaui tahun lalu,” tuturnya.
Irfan berharap sampai akhir 2020 atau pada awal 2021, kinerja perusahaan secara keseluruhan bisa mendekati posisi normal sebelum pandemi Covid-19. “Kalau di-maintain membaik dari waktu ke waktu, jumlah penumpang di akhir tahun atau awal tahun bisa mendekati 50 persen (dari 2019),” ucap Irfan.
Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Penumpang Pesawat Naik 29 Persen
FRANCISCA CHRISTY ROSANA