TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) mengupayakan ketersediaan obat dan vaksin di tengah situasi pandemi COVID-19. Salah satu upaya itu dilakukan dengan memprakarsai workshop virtual dengan tema Enhancing Collaboration in Research, Manufacturing, Management of Medicines and Vaccines in the OIC Member States pada 9-10 Desember 2020.
"Workshop ini merupakan platform berharga untuk berbagi inisiatif antar negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait penanganan pandemi Covid-19," kata Kepala Badan POM, Penny K. Lukito dalam pembukaan workshop secara virtual, Rabu, 9 Desember 2020
Dia mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menghadapi pandemi ini. Menurutnya, belum ada yang bisa memprediksi akhir pandemi COVID-19.
Penny menuturkan selain berdampak terhadap aspek kesehatan, pandemi COVID-19 juga berdampak terhadap aspek kehidupan lainnya. Hal ini menjadi tantangan baru bagi seluruh negara, tak terkecuali negara anggota OKI. Ketersediaan dan keterjangkauan obat dan vaksin menjadi solusi penting untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
Badan Regulator Obat Nasional / National Medicine Regulatory Authorities (NMRA) di setiap negara memiliki andil yang besar dalam mengawal dan mewujudkan ketersediaan obat dan vaksin COVID-19.
Oleh karena itu, aksi kolektif NMRA bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk produsen obat dan vaksin di negara anggota OKI merupakan kunci untuk mencapai akses yang merata akan obat dan vaksin COVID-19 di negara anggota OKI.