TEMPO.CO, Jakarta – Sejumlah operator kapal kargo laut bersubsidi atau tol laut memastikan distribusi barang ke wilayah terpencil tak terganggu kelangkaan peti kemas. Direktur Usaha Angkutan Barang PT Pelni (persero), Masrul Khalimi, mengatakan entitasnya bisa mengatur ulang penjadwalan keberangkatan sesuai ketersediaan kontainer.
Kelangkaan kontainer tak mempengaruhi distribusi barang domestik. Volume muatan tol laut justru melonjak.
“Dampaknya tak signifikan untuk kegiatan tol laut kami,” ucapnya kepada Tempo, Selasa 8 Desember 2020.
Alih-alih melamban, kata Masrul, volume pengiriman barang justru meningkat pada kuartal terakhir tahun ini. Dia mengklaim realisasi muatan pada delapan trayek tol laut yang dikelola PT Pelni melonjak hingga rata-rata 150-200 persen dari tahun sebelumnya.
Pelni kini mengelola delapan dari total 26 trayek tol laut. “Bisa kami genjot secara signifikan pada trayek T-10 dan T-15,” ujarnya.
Merujuk data tol laut Kementerian Perhubungan sepanjang 2020. Trayek distribusi T-10 yang mencakup enam titik persinggahan, termasuk Pelabuhan Pangkal Tanjung Perak di Surabaya, sudah dilintasi 870 kontainer muatan berangkat dan 449 kontainer muatan balik.
Jalur T-15 yang menghubungkan Tanjung Perak dengan Pulau Morotai di Maluku bahkan dilintasi 900 kontainer muatan berangkat, dan 1.124 kontainer muatan balik.