TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Pelayaran Nasional atau Pelni, Tri Andayani mengklaim usia kapal perusahaannya sudah banyak yang tua sehingga membutuhkan peremajaan armada baru.
"Pengadaan pertama 1985, terakhir 2008. Jadi kapal Pelni ini sekarang usianya berkisar 15-38 tahun. Nah umur teknis kapal itu sendiri kan sudah di atas 30 tahun," kata Andayani ditemui usai konferensi pers mudik Lebaran 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat pada Rabu malam, 20 Maret 2024.
Andayani mengatakan perusahaan pelayaran kapal merupakan alat transportasi laut untuk mobilitas penumpang, barang dalam hal kontainer hingga muatan kendaraan sehingga keamanan harus terjaga. Saat ini Pelni memiliki 26 unit kapal dan 12 di antaranya sudah berusia tua.
"Ini fokus kami mengajukan refreshment ke pemerintah. Jumlah kapal Pelni per tahun 2023 yang telah memiliki usia di atas 30 tahun itu ada 12 unit kapal. Kalau kami hitung untuk 2024 ini jumlahnya bertambah lagi ini 14 kapal, dan kalau semakin lama tentu akan semakin banyak," ucapnya.
Negara di Indonesia terdiri dari kepulauan sehingga armada kapal dinilainya penting untuk menjadi perhatian.
PT Pelni berencana membeli 5 unit kapal menggunakan dana Penyertaan Modal Negara atau PMN sebesar Rp 5,5 triliun. Pengajuan dana tersebut telah disetujui oleh DPR RI Komisi VI yang diberikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir dalam usulan pembelian kapal multiyears untuk 2024-2025.
"Jadi kalau ditanya kebutuhan, kami ajukan PMN 2024 sampai 2025 ini," ujarnya.
Lebih detail dana itu dipakai untuk pengadaan kapal penumpang Rp 3 triliun di 2024 dan Rp 2,5 triliun di 2025.
Ia mengatakan saat ini perusahaannya masih dalam proses konsultasi meminta dana PMN ke pemerintah untuk dana pembelian kapal. Dia berharap pencairan dana terjadi di tahun ini juga sehingga pada 2027 mendatang kapal sudah datang ke Indonesia.
Pembuatan kapal diklaim Andayani membutuhkan waktu selama 2 tahun sehingga menurutnya permintaan lebih baik cepat dilakukan. "Itu pembuatannya baru 2 tahun. Padahal 2 tahun lagi nanti kapal yang paling tua itu udah 40 tahun coba bayangin," ujarnya.
Saat ini Pelni dengan konsultan melakukan review secara komprehensif bahwa total dari kebutuhan kapal itu nanti kalau benar diterima berapa itu baru kurang lebih di bulan Juni baru akan ada hasilnya.
Dalam penghitungan kebutuhan kapal di Indonesia, ia mengatakan ada 2 yakni skema crossing dengan jumlah 85 kapal yang dibutuhkan dan skema liner kebutuhannya 39 kapal. Namun, di Indonesia penerapannya masih liner.
Pembelian kapal baru juga mengantisipasi suku cadang kapal yang jika usia tua sulit untuk dicari. "Kalau menurut saya kepulauan sebesar Indonesia apa lagi Ibu Kota pindah IKN maka akan butuh transportasi laut yang signifikan," ujarnya.
Pilihan Editor: Isi Garasi Muhammad Awaluddin yang Ditunjuk Jadi Komisaris Utama Pelni