TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan Pelabuhan Patimban menjadi hub terbesar di dunia untuk arus lalu lintas logistik. Pelabuhan yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, ini akan menjadi pusat ekspor dan impor.
“Pelabuhan Patimban digunakan untuk memperkuat pertahanan ekonomi dan menyediakan back up outlet pelabuhan,” ujar Budi Karya dalam webinar bersama Liputan6, Jumat, 20 November 2020.
Pelabuhan Patimban akan difokuskan untuk pengiriman industri otomotif dari kawasan industri Karawang, Purwakarta, dan sekitarnya. Menurut Budi Karya, keberadaan pelabuhan bakal menopang beban lalu-lintas kapal yang selama ini dipusatkan di Tanjung Priok.
Budi Karya mengimbuhkan, pembangunan Patimban akan kelar pada akhir November. Dia berharap, setelah beroperasi, keberadaannya dapat mengakomodasi kebutuhan pelaku usaha sehingga pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat dan sekitarnya terdongkrak.
Sebagai pendukung operasional pelabuhan, Budi Karya memastikan pemerintah tengah mengebut pembangunan jalur akses jalan tol menuju lokasi. “Dalam dua tahun, jalan tol akan selesai dibangun,” katanya.
Pelabuhan Patimban rencanya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Desember 2020. Pada fase pertama pembangunannya, pelabuhan ini akan memiliki kapasitas peti kemas seluas 35 hektare atau 250 ribu TEUs per tahun dan bisa menampung kendaraan hingga 25 hektare dengan daya muat mobil CBU atau completely built up sebanyak 280 ribu unit.
Pada fase kedua yang pembangunannya ditargetkan kelar 2023, kapasitas kontainer pelabuhan diproyeksikan mencapai 3,75 juta TEUs. Sedangkan pada fase ketiga yang diproyeksikan kelar 2027, Pelabuhan Patimban diharapkan mampu menampung kapasitas 7-14 juta TEUs.
Baca: 6 Perusahaan Akan Ekspor Mobil dari Pelabuhan Patimban Mulai Desember