TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier mengatakan enam perusahaan siap mengekspor mobil dari Pelabuhan Patimban. Pelabuhan yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, itu akan beroperasi pada Desember 2020.
“Saya tidak sebutkan mereknya, namun dengan adanya Pelabuhan Patimban, industri akan bersaing di pasar luar negeri dan menekan logistic cost,” ujar Taufik dalam webinar Liputan6, Jumat, 20 November 2020.
Pelabuhan Patimban dibangun sebagai sentra ekspor-impor produk otomotif. Pada fase pertama pembangunannya, pelabuhan ini akan memiliki kapasitas peti kemas seluas 35 hektare atau 250 ribu TEUs per tahun dan bisa menampung kendaraan hingga 25 hektare dengan daya muat mobil CBU atau completely built up sebanyak 280 ribu unit.
Taufik mengatakan pengoperasian Pelabuhan Patimban akan meningkatkan minat investor di bidang industri seiring dengan terbitnya Undang-undang Cipta Kerja. Sebab, adanya akses pelabuhan ini akan memperpendek waktu tempuh hingga menghemat ongkos pengiriman.
Setelah pelabuhan aktif, Taufik menjelaskan, lalu-lintas barang yang berasal dari sentra industri Kawarang, Purwakarta, dan sekitarnya tidak perlu lagi melalui Tanjung Priok. Dengan begitu, pelabuhan digadang-gadang mempercepat target ekspor mobil CBU sebanyak 1 juta unit pada 2025. Adapun pada 2019, ekspor CBU baru mencapai 332 ribu unit.
Ketua Umum Industri Kendaraan Bermotor (Gaikondo) Yohanes Nangoi mengatakan pelabuhan baru khusus otomotif bakal memperkuat daya saing pasar kendaraan Indonesia di mata global. Nangoi berharap pemerintah memberikan dukungan penuh seiring dengan pengoperasian pelabuhan, seperti kemudahan akses darat. “Kami minta jalan tol beroperasi penuh,” katanya.
Dia menyebut Indonesia masih kalah dengan Thailand dari sisi ekspor. Ekspor Thailand saat ini hampir mencapai 1 juta per tahun atau tiga kali lipat lebih besar daripada Indonesia.
Baca: Desember, Pelabuhan Patimban Jadi Pusat Lalu-lintas Ekspor-Impor Mobil