TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie berharap kemenangan Joe Biden pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat akan membawa sejumlah peluang baru dalam mengungkit kinerja ekspor sepatu dari Tanah Air di pasar Amerika Serikat. Menurut Firman, secara single country, 27 persen pasar ekspor sepatu Indonesia adalah Amerika Serikat (AS). Sementara secara kawasan ekonomi, saat ini Uni Eropa masih tertinggi atau 33 persen dari total ekspor.
Firman mengatakan, jika di bawah kepemimpinan Biden sejumlah kerja sama bilateral diaktifkan kembali, tentu akan menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, AS memiliki Trans-Pacific Patnership (TPP) yang digagas oleh Presiden Obama dan tidak aktif ketika Presiden Trump menjabat.
"Sebenarnya ada plus minus setiap kepemimpinan. Mungkin kemarin Trump, kita diuntungkan adanya trade war tetapi harapan untuk Biden nantinya tentu dengan mengaktifkan kembali perjanjian-perjanjian regional seperti TPT yang kala itu Presiden Jokowi sudah menyatakan akan masuk," katanya kepada Bisnis, Senin, 9 November 2020.
Firman mengemukakan jika peluang peningkatan ekspor terjadi, setidaknya pasar ekspor Indonesia diharapkan akan setara dengan pesaing utama saat ini yakni Vietnam. Sejauh ini Indonesia masih tertinggal, mengingat nilai ekspor Vietnam jika ditotal tanpa AS saja sudah di level dua digit atau di atas US$ 10 miliar sedangkan Indonesia masih US$ 5 miliar.
Dari sisi produksi, Firman menilai sebenarnya relatif sama antara produk Indonesia dan Vietnam. Pasalnya, para pembeli besar memiliki standar kualitas yang tidak berbeda. Namun, pada akhirnya daya saing dan efisiensi Indonesia masih kalah jika disandingkan dengan Vietnam.
Belum lagi, kata dia, dalam hal perjanjian dagang Vietnam cukup agresif. "Seperti dengan Uni Eropa dan TPP itu Vietnam sudah dan Indonesia belum. Memang perahu kita lebih besar berbeda dengan Vietnam. Artinya ada hal-hal sulit yang mungkin menghambat berjalannya perjanjian tersebut," ujar Firman.
BISNIS