Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji mengatakan perseroannya belum menghitung total peningkatan penumpang rata-rata harian sejak stimulus dikeluarkan pada 23 Oktober. Namun, ia mencatat sejumlah bandara telah mengalami tren pergerakan penumpang yang meningkat.
Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, misalnya, mencatatkan penambahan 800 penumpang per hari dari semula 4.000 menjadi 4.800 orang. Kemudian, Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan juga mengatakan hal senada.
Ia mencatat lonjakan volume penumpang terjadi di sejumlah bandara tujuan wisata selain Yogyakarta dan Bali, yakni layaknya Manado dan Semarang. Dia merincikan, per 24 Oktober jumlah frekuensi pesawat angkutan niaga berjadwal di seluruh bandara yang dikelola perseroannya sudah mencapai 754 pergerakan atau 40,96 persen dari total pergerakan.
“Untuk jumlah pax (penumpang) mencapai 78.980 atau 35,36 persen,” tuturnya.
Stimulus airport tax berlaku di 13 bandara yang dikelola Angkasa Pura dan Kementerian Perhubungan. Lima di antaranya merupakan bandara milik Angkasa Pura II, yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Halim Perdanakusuma, Bandara Silangit, dan Bandara Banyuwangi.
Pembebasan biaya retribusi yang dibebankan kepada penumpang akan membuat harga tiket pesawat turun. Sebab, selama ini, beban airport tax dimasukkan ke komponen harga tiket pesawat. Imbasnya, minat masyarakat terhadap angkutan udara pun diprediksi melonjak.
Berdasarkan pantauan Tempo di online travel agent atau OTA, harga tiket rute Jakarta-YIA (Yogyakarta) turun menjadi hanya Rp 242 ribu untuk kelas ekonomi maskapai low cost carier airlines (LCC) dari semula lebih dari Rp 300 ribu. Sedangkan tiket kelas ekonomi maskapai full service dipatok seharga Rp 693 ribu dari semula menyentuh Rp 1 jutaan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Airport Tax Gratis, Garuda dan Lion Air Akan Turunkan Harga Tiket Pesawat