TEMPO.CO, Jakarta - General Manager Yogyakarta International Airport Agus Pandu Purnama memperkirakan pergerakan penumpang di bandaranya bakal meningkat hingga 40 persen pada akhir 2020 secara month to month. Peningkatan terjadi setelah pemerintah menggelontorkan stimulus public service passenger (PSC) alias aiport tax yang menyebabkan harga tiket pesawat turun.
“Sedangkan untuk peningkatan trafik (pergerakan pesawat) bisa mencapai 20 persen,” tutur Agus dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Senin, 26 Oktober 2020.
Peningkatan penumpang sudah tampak sejak beberapa hari terakhir pasca-stimulus cair. Peningkatan penumpang tercatat dari bertambahnya frekuensi pesawat dari dan menuju YIA dari yang semula 38 penerbangan menjadi 52 penerbangan. Frekuensi penerbangan didominasi oleh rute keberangkatan atau tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mencapai 20 pergerakan.
Agus mengakui, jumlah penumpang angkutan udara selama masa pandemi, termasuk di Bandara YIA, mengalami fluktuasi sejak awal tahun. Pada Januari 2020, Agus mencatat jumlah penumpang di bandaranya berjumlah 34.373.
Selanjutnya pada Agustus 2020, lantaran adanya libur panjang, jumlah penumpang Bandara YIA meningkat sampai 119.443. Kemudian pergerakan penumpang turun kembali pada September 2020 yang hanya 99.300 penumpang.
Sedangkan sepanjang 1-20 Oktober, pihaknya merekam jumlah penumpang di Bandara YIA telah menyentuh 68.063 orang. Ia yakin dengan stimulus pembebasan biaya retribusi bandara, jumlah pergerakan penumpang akan terdorong.