TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan perusahaan pelat merah di sektor transportasi paling terimbas dampak pandemi Covid-19. Mereka adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, hingga PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Kondisi ini menyebabkan perseroan baru bisa melakukan ekspansi bisnis pada paruh kedua 2021. “Tantangan yang besar untuk perusahaan transportasi seperti Garuda Indonesia dan Jasa Marga untuk mencari sumber pendapatan baru,” ujar Kartika dalam acara Capital Market Summit and Expo yang ditayangkan secara virtual pada Selasa, 20 Oktober 2020.
Kartika mengatakan BUMN tersebut sebaiknya melakukan aksi korporasi saat trafik atau okupansi penumpang bergerak ke posisi 75 persen. Berdasarkan data Kementerian BUMN saat ini okupansi transportasi umum masih di bawah 50 persen. PT KAI misalnya, masih tercatat mengangkut 12 persen penumpang per hari.
Kartika mengakui pergerakan penumpang sangat lambat. Kondisi tersebut didorong oleh adanya perubahan tren masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi selama masa pandemi guna mencegah kontak langsung dengan orang lain.
Berkaca pada situasi ini, Kartika mengatakan Kementerian BUMN perlu menjaga ritme aksi ekspansi perusahaan. Di saat yang sama, kementerian bakal membagi tugas untuk memetakan penanganan pemulihan ekonomi. “Mana-mana saja BUMN yang terdampak berat, sedang, dan ringan,” katanya.
Kartika melanjutkan pada tahun ini pemerintah masih akan memfokuskan pemulihan ekonomi nasional terhadap perluasan jejaring pengaman sosial. Langkah ini diharapkan bisa memberikan proteksi bagi sektor industri hingga masyarakat. “Kami lebih fokus pada relief agar benar-benar bisa mengurangi dampak, misalnya melalui jaminan sosial bantuan presiden, subsidi gaji,” ucapnya.
Bantuan stimulus diprediksi mampu mendorong kegiatan ekonomi sehingga efeknya dapat langsung dirasakan oleh sektor industri. Setelah itu, saat imuninsasi vaksin Covid-19 mulai efektif, Kartika mengatakan pemerintah akan mulai mengubah fokus pemulihan ekonomi.
Baca juga: DPR Dukung Merger Bank Syariah: Hadapi Pasar Bebas Harus Kreatif
FRANCISCA CHRISTY ROSANA