TEMPO.CO, Jakarta - Nilai total ekspor Indonesia pada September 2020 mencapai US$ 14 miliar, sedikit di atas rata-rata nilai ekspor awal tahun 2020 (Januari–Maret) sebesar US$ 13,9 miliar per bulan.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan peningkatan kinerja ekspor Indonesia pada September 2020 sebesar 7 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) ini didorong adanya kenaikan ekspor migas (17,4 persen MoM) maupun nonmigas (6,5 persen MoM).
Namun secara kumulatif, kinerja ekspor nonmigas Indonesia periode Januari–September 2020 turun 3,8 persen dibandingkan dengan pada Januari–September 2019 (YoY).
"Meskipun demikian, terdapat produk ekspor utama yang meningkat seperti produk lemak dan minyak hewan/nabati [11,5 persen YoY], besi dan baja [36,3 persen YoY], logam mulia dan perhiasan/permata [32,4 persen YoY], serta alas kaki [7,6 persen YoY],” katanya melalui siaran pers, Sabtu, 17 Oktober 2020.
Agus juga menilai secara umum, ekspor nonmigas Indonesia ke pasar utama pada September 2020 turut meningkat. Ekspor ke Cina, AS, dan Jepang masing-masing meningkat sebesar 6,6 persen, 4,1 persen, dan 8,1 persen (MoM).
Sementara itu, ekspor ke kawasan negara-negara berkembang relatif menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Sebagai contoh, ekspor ke Afrika Timur pada September 2020 tumbuh 44,7 persen (MoM) sedangkan ke wilayah Amerika Tengah tumbuh 43,1 persen (MoM),” katanya.