TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kerugian yang dialami Bali selama masa pandemi corona mencapai Rp 9 triliun per bulan. Kerugian terjadi akibat amblasnya jumlah kunjungan wisatawan asing alias wisman hingga 99 persen.
“Ini masalah besar yang harus dihadapi. Tenaga kerja formal di Bali mengalami PHK, baik itu pemandu wisata, buruh. Ada juga nelayan dan sebagainya,” ujar Luhut dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu, 7 Oktober 2020.
Selama ini, tutur Luhut, perekonomian Bali sangat tergantung pada pergerakan wisatawan. Kondisi itu tercermin dari melemahnya pertumbuhan ekonomi setelah tingkat kunjungan turis amblas.
Pada kuartal pertama, pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata sudah mengalami kontraksi sebesar -1,14 persen secara year on year di saat perekonomian nasional masih tumbuh positif. Perekonomian Bali melemah akibat kunjungan turis, utamanya dari Cina, terhenti sejak awal tahun karena meruaknya kasus corona di negara itu.
Sedangkan pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi Bali anjlok sangat tajam menjadi -10,98 persen secara year on year. Kondisi ini terjadi lantaran Bali juga telah kehilangan turis domestik setelah aturan larangan mudik diberlakukan pada Mei lalu.