TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hexana Tri Sasongko mengatakan pihaknya telah berbicara dengan nasabah perseroan terkait keputusan restrukturisasi polis ke Indonesia Financial Group Life atau IFG Life, utamanya bagi nasabah korporasi. Ia mengklaim nasabah umumnya menerima opsi penyelamatan kasus gagal bayar tersebut.
“Untuk korporasi, kami sudah bicara dan manajemen mereka sangat mengerti kondisinya (perusahaan),” ujar Hexana dalam konferensi pers virtual pada Ahad petang, 4 Oktober 2020.
Hexana memastikan proses restrukturisasi telah berjalan. Saat ini, tercatat sudah ada 216 nasabah yang telah dialihkan dari Jiwasraya ke IFG Life dan jumlah itu akan bertambah setiap hari.
Seiring dengan pemindahan pemegang polis, proses pendirian IFG Life terus berlangsung. Saat ini, izin pembentukan perusahaan asuransi baru itu sedang diproses di Otoritas Jasa Keuangan. Seumpama izin telah keluar, IFG Life sudah bisa membayarkan hak pemegang polis.
Adapun IFG Life merupakan anak usaha PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia yang akan menampung pengalihan polis Jiwasraya. Anggaran pembentukan IFG Life salah satunya bersumber dari penyertaan modal pemerintah atau PMN senilai Rp 22 triliun yang akan dikucurkan bertahap pada 2021 hingga 2022.
Staf Khusus Kementerian BUMN Bidang Komunikasi, Arya Sinulingga, mengatakan pemerintah sebagai pemegang saham harus ikut bertanggung jawab atas kasus gagal bayar perusahaan asuransi negara.
“Dari Kementerian BUMN melihat ini kan Jiwasarya adalah milik pemerintah dan sahamnya dimiliki pemerintah. Ini menyangkut kredibilitas BUMN. Sangat wajar pemerintah harus tanggung jawab terhadap apa yang terjadi,” kata Arya.
Ia berharap program penyelamatan Jiwasraya dapat memberikan kepastian pemenuhan kewajiban bagi pemegang polis. Apalagi, pemegang polis sudah tidak menerima haknya sejak 2018.
Baca: Cerita Warga Korsel 'Dilempar-lempar' Saat Tanya Nasib Uangnya di Jiwasraya
