TEMPO.CO, Jakarta - PT Indofarma Tbk segera menjual obat antivirus DESREM Remdesivir pekan depan. Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan obat yang belakangan digunakan dalam pengobatan pasien Covid-19 itu masih diimpor dari India.
"Sementara masih impor, kami sedang menjajaki untuk transfer teknologi sehingga nanti bisa produksi sendiri," ujar Arief kepada Tempo, Sabtu, 3 Oktober 2020. Untuk mengadakan obat anti virus Covid-19 itu, perseroan saat ini menggandeng perusahaan farmasi global dari India, Mylan.
Arief mengatakan obat tersebut bakal mulai dipasarkan pada pekan depan. "Mulai dipasarkan Jumat pekan depan dengan harga terjangkau yaitu di bawah Rp 2 juta per dosis," tutur Arief.
Namun demikian, ia mengatakan obat tersebut tidak bakal dijual bebas. "DESREM Remdesivir adalah obat etikal yang tidak dijual bebas," kata dia. Dengan demikian, obat tersebut harus menggunakan resep dokter dan hanya didistribusikan di rumah sakit.
April lalu, petinggi Badan Kesehatan Dunia atau WHO, Dr Mike Ryan menolak berkomentar mengenai laporan tentang remdesivir produksi Gilead Science bisa membantu menyembuhkan Covid-19. Namun dia mengatakan remdesivir menjadi salah satu obat yang diobservasi WHO dalam sebuah percobaan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta produsen farmasi nasional mempercepat produksi obat Covid 19, salah satunya Remdesivir. Hal ini perlu dilakukan, menurut dia, untuk meningkatkan jumlah pasien sembuh Corona.
“Harus diupayakan untuk segera produksi dalam negeri. Kita cari bahan-bahannya itu nanti, jadi jangan ada hambatan,” kata Luhut kepada Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, seperti dilansir dari keterangan tertulis, Ahad, 27 September 2020.
Luhut mengatakan bahwa demi kepentingan nasional, Bio Farma harus segera mengambil langkah cepat dan tepat agar bahan baku produksi nasional dapat segera dikerjakan. “Strateginya untuk kepentingan emergency dan kepentingan nasional. Kita harus cepat dan jangan terlalu kaku karena ini untuk kemanusiaan.”
Senada dengan Luhut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan setuju untuk mendukung semua riset yang dilakukan untuk memproduksi Remdesivir dalam negeri.
"Saya back up untuk kebutuhan obat apapun pasti akan kami dukung karena kami tinggal ajukan dan adakan bersama dengan BUMN. Bersama dengan BPOM kami akan koordinasi supaya segala sesuatu tepat sasaran, tepat waktu dan kita tidak membuat kebijakan yang justru kita tidak bisa menyelamatkan (pasien Covid-19) seperti apa yang Bapak (Menko Luhut) sampaikan,” kata dia.
CAESAR AKBAR