TEMPO.CO, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk. telah secara resmi mengumumkan bakal memasarkan dan mendistribusikan obat antivirus Covifor atau Remdesivir. Obat Covid-19 berbentuk injeksi ini dikerjasamakan dengan perusahaan asal India Hetero yakni PT Amarox Pharma Global.
Setelah Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius kemarin merilis harga jual obat Rp 3 juta per dosis, harga saham emiten farmasi itu naik posisi tertinggi Rp 1.650 per lembar saham. Hingga penutupan perdagangan kemarin, Kamis, 1 Oktober 2020, saham berkode KLBF berada di level Rp 1.610 per lembar stelah diperdagangkan sebanyak 30,40 juta lembar dengan nilai transaksi Rp 47,13 miliar.
Lalu bagaimana prospek pergerakan harga saham KLBF pada hari ini?
Secara umum, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai kerja sama pemasaran Remdesivir menjadi sentimen positif bagi Kalbe Farma. Kerja samanya dengan PT Amarox Pharma Global yang merupakan bagian Grup Hetero dikenal sebagai perusahaan farmasi generik di India. Perusahaan itu juga merupakan produsen obat anti retroviral terbesar di dunia untuk pengobatan HIV/AIDS.
Adapun Remdesivir adalah obat yang biasa digunakan untuk menangani pasien wabah Ebola. Obat ini juga telah diuji beberapa kali untuk penanganan pasien virus corona dan hasilnya disebut efektif.
Lewat riset yang dikutip Kamis, 1 Oktober 2020, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin mengungkapkan kerja sama menyangkut pemasaran dan distribusi Covifor bakal membawa sentimen positif bagi Kalbe Farma.