Penempatan dana pada instrumen di pasar keuangan seperti saham, surat utang, maupun deposito dinilai masih layak dilakukan saat ekonomi dilanda resesi. Berikut disarikan sejumlah langkah investasi pada masa resesi dari pendapat sejumlah analis:
1. Tentukan Profil Risiko
Sebelum berinvestasi, masyarakat harus menentukan terlebih dahulu profil risiko. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat dalam memilih jenis instrumen investasi yang sesuai. Umumnya terdapat tiga jenis profil risiko investor di pasar modal yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Investor konservatif merupakan yang paling rendah toleransinya terhadap volatilitas pasar. Biasanya, investor jenis ini disarankan masuk lebih banyak ke aset aman seperti di pasar uang dan deposito. Instrumen surat utang juga dapat dipilih seperti obligasi negara dan obligasi korporasi dengan peringkat terbaik.
Adapun investor moderat memiliki toleransi risiko yang lebih berani dibandingkan investor moderat namun tidak seberani investor agresif. Di sini, investor dapat melakukan alokasi aset dengan porsi lebih banyak ke aset aman dan masuk sedikit di aset saham.
Sementara investor agresif memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi terhadap fluktuasi harga di pasar. Investor yang masuk dalam kelas ini kebanyakan adalah investor kelas kakap dengan pengalaman investasi yang jauh lebih lama dibandingkan jenis investor lainnya.
2. Jangka Waktu dan Tujuan Investasi
Setelah mengetahui profil risiko, masyarakat bisa masuk ke tahap kedua. Sebenarnya, tahap kedua yaitu menentukan jangka waktu dan tujuan investasi ini dapat dilakukan bersamaan dengan menentukan profil risiko.
Sebelum mengambil keputusan beli, sebaiknya masyarakat mengetahui seberapa lama investasi akan dilakukan dan dana tersebut akan digunakan untuk apa saja. Hal ini sangat berbeda antara satu orang dan lainnya mengingat kebutuhan setiap manusia berbeda-beda.
Apakah menyiapkan dana untuk menyekolahkan anak dalam waktu 3 tahun atau 5 tahun lagi atau untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dalam waktu 8 tahun lagi, tentu beragam dari orang ke orang.
3. Pilih Jenis Instrumen Investasi
Memilih instrumen reksa dana bisa jadi sangat pelik kalau investor tidak mengetahui profil risiko, jangka waktu, dan tujuan investasi. Investor jenis konservatif disarankan untuk lebih banyak mengambil aset aman di pasar uang dan deposito.