Saat ini perseroan masih berupaya memulihkan okupansi perjalanan reguler, khususnya rute antar kota yang nyaris sepenuhnya berhenti semasa pembatasan sosial berskala besar dan larangan mudik pada pertengahan 2020. Hingga akhir Agustus lalu, perusahaan baru bisa mengaktifkan 199 dari total 532 jadwal kereta reguler.
Artinya, baru 37 persen frekuensi KAI yang aktif dari kapasitas normalnya, mencakup kereta jarak jauh, jarak dekat, dan kereta perkotaan. Pada pertengahan Juni lalu, saat kapasitas masih berkisar 22 persen, manajemen hanya mengandalkan rute jarak dekat dan kereta rel listrik kawasan Jabodetabek.
Peningkatan kapasitas perjalanan pun dibarengi dengan penambahan titik pelayanan rapid test. Dokumen kesehatan masih diwajibkan untuk penumpang rute kereta jarak jauh. Hingga 22 September lalu, sudah ada 21 stasiun penyedia rapid, terus bertambah dari hanya 12 stasiun saat layanan itu diluncurkan pada 29 Juli 2020.
Dari catatan KAI, layanan rapid stasiun sudah dipakai oleh 126 ribu penumpang, atau oleh rata-rata 2.200 pengguna per hari. Peserta tes terbanyak ada Stasiun Pasar Senen, mencapai 30 ribu orang sejak awal peluncurannya. Joni memastikan harga tes di stasiun dipertahankan sebesar Rp 85 ribu
“Diharapkan mobilitas masyarakat semakin meningkat,” tuturnya.