Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banyak Bantuan Kapal untuk Nelayan Mangkrak, Ini Sebabnya

image-gnews
Nelayan Sendang Biru, Malang tak melaut. Kapal bersandar di dermaga menunggu cuaca baik. TEMPO/Eko Widianto
Nelayan Sendang Biru, Malang tak melaut. Kapal bersandar di dermaga menunggu cuaca baik. TEMPO/Eko Widianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pakar Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) sekaligus antropolog Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dedi Adhuri mengungkapkan banyak kapal bantuan untuk nelayan dari pemerintah dan swasta yang mangkrak. Menurut dia, masalah itu terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara kapasitas bantuan dan keahlian nelayan.

“Banyak boat 30 GT bantuan yang mangkrak, itu karena nelayan enggak cukup keahliannya untuk mengoperasikan,” ucap Dedi dalam diskusi virtual, Rabu, 23 September 2020.

Dedi mengatakan, dalam ekosistem penangkapan ikan, terhadap tiga elemen yang harus diperhatikan keterkaitannya. Ketiga elemen itu adalah nelayan, alat tangkap, dan kapal.

Adapun dalam menyusun proyek-proyek bantuan, Dedi mengatakan sejumlah pihak semestinya mempertimbangkan ketiga elemen tersebut. Dengan begitu, bantuan yang diberikan tidak gagal dan dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Di samping itu, masalah lain ialah nelayan umumnya tak memiliki modal yang cukup untuk membeli bahan bakar. Itulah yang menyebabkan kapal-kapal bantuan umumnya tak digunakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Persoalan ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan nelayan belum sejahtera meski sudah memperoleh akses bantuan. Dedi menjelaskan, di pesisir, kapal-kapal berkapasitas tinggi biasanya bukan dikuasai nelayan, melainkan pengusaha. Akibatnya, nelayan kecil tak terbiasa mengoperasikan kapal besar.

Dia menyebut nelayan kecil pun bergantung kepada pihak lain untuk menangkap ikan atau menjadi buruh di kapal besar. “Jadi keuntungannya hanya terkonsentrasi ke pemilik kapal,” ucapnya.

Untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan mengurangi kemiskinan, Dedi mengatakan pemerintah harus mendorong nelayan memiliki pengetahuan dan keahlian ruang laut yang lebih luas. “Nelayan bisa merebut penguasaan elemen asal bergerak bersama,” ucapnya.

Baca: Kapal Cina Merapat ke Natuna, Pendapatan Nelayan Anjlok 75 Persen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

10 jam lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.


10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

11 jam lalu

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika. Foto: Canva
10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

1 hari lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

4 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

4 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

4 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

5 hari lalu

Penumpang tujuan Ambon antre menaiki KM Dorolonda di Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu 30 Maret 2024. PT Pelni Cabang Ternate bersama Kementerian Perhubungan memberikan kuota gratis kepada 300 pemudik dari Ternate menuju Ambon menjelang Idul Fitri 1445 hijriah. ANTARA FOTO/Andri Saputra
Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

Sejumlah penumpang di Kota Ternate, Maluku Utara tujuan Manado, Sulawesi Utara, beralih menggunakan kapal antarpulau lintas Kota Ternate-Manado.


Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

6 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (dua kanan) berbincang-bincang dengan eks perdana menteri Inggris Tony Blair (tengah) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Jumat 19 April 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

8 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

9 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.