TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menegaskan pentingnya gotong royong dan penegakan protokol kesehatan di kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2020.
"Tolong dipastikan, bahwa suksesnya pilkada jangan menjadi kegagalan penanganan Covid-19. Karena tidak ada artinya, sukses pilkada tetapi penanganan Covid gagal," ucap Erick Thohir melalui keterangan tertulis, ,Kamis 10 September 2020.
Erick mengatakan pemerintah saat ini terus berupaya menekan angka kasus dan kematian (fatality rate) agar berangsur membaik. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama semua pihak, mulai dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) termasuk para kontestan yang akan bertarung dalam Pilkada.
Lebih jauh, Erick meminta para kontestan Pilkada, mendukung upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjaga fatality rate di tengah-tengah masyarakat, meskipun sedang bersaing dalam kontestasi pilkada. Dia pun memaparkan, soal data tingkat kematian Indonesia yang masih berkisar 4 persen pada Agustus 2010.
Menurut Erick, angka tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata kematian dunia. “Ini tanggung jawab bersama, dan pemimpin sejati adalah pemimpin yang bertanggung jawab pada masyarakat."
Lebih jauh, Erick mengatakan, kematian karena Covid-19 adalah suatu kehilangan terbesar. "Ada anak yang kehilangan orang tuanya, orang tua kehilangan anaknya, ada suami yang kehilangan istrinya, dan sebaliknya. Bahkan dalam skala bernegara, negara telah kehilangan orang-orang terbaiknya, pemikir terbaiknya, para tenaga kesehatan, yang demikian berharga, dan semuanya tidak mudah tergantikan,” tuturnya.