TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya indeks harga saham gabungan atau IHSG, nilai tukar rupiah pada hari ini jeblok. Mata uang garuda menyentuh posisi Rp 14.871 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Kamis, 10 September 2020.
Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp 14.871 per dolar AS. Angka itu melemah 18 poin atau 0,12 persen dari posisi sehari sebelumnya yakni Rp 14.853 per dolar AS.
Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar spot juga melemah 53,5 poin atau 0,36 persen ke level Rp 14.850 per dolar AS pukul 10.27 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Padahal sebelumnya, pada awal perdagangan hari ini rupiah dibuka menguat di level Rp 14.767 level per dolar AS. Tapi penguatan rupiah tak bertahan lama. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak dalam kisaran level Rp 14.765 – 14.852 per dolar AS.
Jika dibandingkan dengan kurs negara tetangga, rupiah merupakan salah satu mata uang yang jeblok terdalam dibandingkan mata uang Asia lainnya. Mata uang garuda ada di zona merah bersama dolar Singapura yang melemah 0,04 persen dan yuan Cina yang melemah 0,07 persen.
Adapun IHSG pada awal perdagangan hari ini juga anjlok, sebesar 4,95 persen ke level 4.893,43 per pukul 10.34 WIB. Baik kurs rupiah maupun IHSG disebut-sebut tertekan oleh sentimen rencana penerapan kembali PSBB total di DKI Jakarta yang akan diberlakukan mulai 14 September 2020 akibat kasus Covid-19 di Ibu Kota yang tak kunjung melandai.
Dalam rencana yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan semalam, disebutkan aktivitas perkantoran akan kembali dibatasi. Dalam PSBB total itu juga, seluruh tempat hiburan akan ditutup, dan kegiatan belajar berlangsung dari rumah.
BISNIS
Baca: Pengumuman Anies Baswedan soal PSBB Dinilai Picu Ketidakpastian di Pasar Modal