Tanpa ingin merincikan, Jodi menyebut pembahasan opsi bandara super hub kin dibawa ke ranah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Namun, usulan itu sudah mengerucut hanya ke beberapa bandara potensial. “Yang pasti mencakup layanan penumpang domestik, internasional, dan kargo,” ujar dia. Hingga berita ini ditulis, Tempo belum mendapat respons Bappenas mengenai pembahasan usulan tersebut.
Kepala Bagian Kerjasama Internasional, Humas, dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Budi Prayitno, pun tak banyak berkomentar. “Calon bandaranya masih dibahas di lintas lembaga,” kata dia.
Untuk menaikkan daya “jual”, para operator bandara pun sudah berupaya menggenjot layanan di bandara masing-masing. Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan, mengatakan enam bandara entitasnya yang dicalonkan sebagai super hub memiliki keunggulan masing-masing. “Tapi fungsinya berhubungan satu sama lain,” kata dia.
Handy mencontohkan dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali dan Bandara Sam Ratulangi di Manado yang unggul dari segi geografis dan kekayaan alam, sehingga tepat sebagai penunjang destinasi pariwisata prioritas. Ada juga Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo yang berpotensi sebagai kawasan terpadu dengan lahan total seluas 583 hektare.
Bandara Juanda di Surabaya pun tak kalah karena menjadi jalur bisnis kota terbesar kedua di Indonesia. Ada juga Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar yang merupakan hubpenerbangandomestik menuju wilayah timur Indonesia, serta BandaraSepinggan di Kalimantan Timur yang menjadi calon ibu kota negara.