"Di sisi lain kami juga melakukan refocusing dan realokasi serta perubahan APBN sehingga memang kuartal kedua kita dalam hal ini mengalami syok dari sisi APBN-nya dan juga dari sisi keseluruhan aktivitas pemerintah dari sisi belanja," tutur dia.
Namun, sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo, saat ini pemerintah mulai melakukan tracking belanja pemerintah secara pekan per pekan. Sehingga, pada bulan Agustus ini, tutur dia, mulai ada pertumbuhan belanja pemerintah hingga 8,8 persen dibanding bulan sebelumnya.
Di sisi lain, pemerintah terus memantau perkembangan pemulihan dari sisi permintaan, yaitu sektor konsumsi, investasi, dan ekspor bisa pulih. Ia mengatakan pemulihan ekspor akan sangat bergantung kepada pemulihan ekonomi global, sehingga sektor yang relatif bisa dikendalikan pemerintah adalah konsumsi dan investasi.
"Konsumsi dan investasi sangat tergantung kepada confidence, terutama untuk konsumsi kelas menengah atas confidence terhadap masalah Covid-19 dan pengendalian aktivitas yang normal yang tentu tidak akan diperoleh sebelum covid betul-betul hilang atau bisa dikendalikan dengan baik," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Bisa Minus 1,1 Persen di 2020