Di sisi lain, kata Enggar, kelompok ini juga masih pelit berbelanja di masa pandemi ini. Mereka takut keluar rumah dan belanja seperlunya. "Mereka menjaga cadangan keuangan," kata Enggar.
Mereka lebih memilih menyimpang uang sehingga tabungan pun meningkat. Ini terlihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan yang tumbuh positif. Beda cerita dengan menengah bawah. Kelompok ini, kata Enggar, selalu belanja kebutuhan sehari-hari dan masih keluar rumah.
Bukan hanya Enggar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengakui hal ini. "Berdasarkan data, salah satu masalah adalah dari demand side, dan mereka yang mempunyai deposito di atas Rp 200 juta juga meningkatkan depositonya dan tidak membelanjakan," ujar Airlangga dalam konferensi video, Rabu, 12 Agustus 2020.
Baca juga: Harga Emas Jeblok, Investor Beralih ke Pasar Saham?
Lalu, Menteri Keuangan 2013-2014 Muhammad Chatib Basri pun satu suara. Dari data yang ada, Ia menyebut tabungan naik tajam sejak Februari 2020. Menurut dia, kelas menengah atas mungkin menunda belanja karena kekhawatiran akan pandemi. "Atau investasi ke aset lain," tulis Chatib di akun twitternya @ChatibBasri pada Selasa, 11 Agustus 2020.