TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memanggil Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartyanto dalam rapat virtual pada Kamis sore, 6 Agustus 2020. Persamuhan tersebut membahas kelanjutan pembangunan LRT Jabodetabek.
"Dibahas soal perkuatan-perkuatan nilai Capex, kan dari sebelumnya Rp 29,9 triliun menjadi Rp 33,3 triliun. Strukturnya diluruskan," kata Didiek saat ditemui Tempo di kantornya, Kamis, 6 Agustus 2020.
Didiek mengutarakan, perundingan mengenai belanja modal masih akan dibahas dalam focus group discussion atau FGD yang digelar pada pekan depan. Ihwal perkembangan terakhir pembangunan LRT Jabodetabek, Didiek memastikan target penyelesaian konstruksinya akan sesuai jadwal.
"Target masih on schedule," tuturnya.
KAI menanggung 60 persen dari kebutuhan dana untuk pembangunan LRT Jabodebek. Sedangkan sisanya sebesar 30 persen ditanggung perusahaan konstruksi BUMN, Adhi Karya, dan 10 persen dibiayai oleh pemerintah.
Juni lalu, pembangunan LRT Jabodebek sudah mencapai 70 persen. Pembangunan LRT sempat terkendala pembebasan lahan, terutama calon untuk depo di Bekasi Timur.
Konstruksi LRT Jabodebek ditargetkan mencapai 82 persen akhir tahun ini. Dengan begitu, kereta layang ringan ini bisa mulai beroperasi pada akhir 2021.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA