Video tersebut berlatar di ruangan tak cukup besar dengan ada satu tokoh yang berperan ganda. Kedua tokoh itu mengenakan kemeja lengan panjang berwarna hitam dan berkaca mata. Tokoh pertama digambarkan sedang bekerja menghadap laptop dan berhadapan dengan tokoh imajiner yang merupakan perencana keuangan dan sesekali memainkan remote TV ditangannya.
Perdebatan dimulai dengan terkait target pasar dari perencana keuangan saat ini. Namun singkat cerita, tokoh imajiner mengusulkan untuk menargetkan kaum milenial pekerja menengah sebagai pasarnya. Walaupun milenial pekerja menengah tak mempunyai finansial yang cukup, tapi mereka punya kebanggaan tersendiri terhadap yang dipunya seperti, pekerjaan, dan pendidikan.
"Buat bisa dapat orang kamu harus bisa kasih solusi dari salah satu masalah. Kayak Thomas Alfa Edison, tajir doi. Nah buat masalah tadi kami bisa kasih solusi gak?" ucap tokoh imajiner.
Jika tak bisa memberikan solusi atas masalah, si tokoh imajiner menyarankan untuk membuat masalah baru. Kemudian memberikan sugesti-sugesti bahwa masalah tersebut penting untuk diatasi. Sehingga perencana keuangan bisa dianggap penting sebagai juru selamat kaum milenial. "Uang semua itu, sayang," tuturnya.
Lebih jauh, si tokoh imajiner pun menjelaskan formula-formula bagaimana bisa mengambil hati dari para milenial agar mau menggunakan jasa perencana keuangan.
1. Perkenalkan Literasi Keuangan dengan Bahasa Tinggi
Langkah pertama, menurut tokoh imajiner, bisa dengan memberikan literasi keuangan simpel namun dengan bahasa yang tinggi. Sehingga, membuat para milenial kebingungan soal ilmu keuangan.
2. Ingatkan Sangat Pentingnya Investasi
Formula yang kedua, kata tokoh imajiner, memberikan pemahaman soal pentingnya investasi. "Jadi kita yakinkan mereka bahwa investasi adalah segalanya. Manusia bakalan mati kalau enggak investasi, manusia bakal melarat kalau enggak investasi," ucapnya.