TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menceritakan kondisi industri penerbangan di masa PSBB transisi. Menurut dia, meski sejumlah aturan bepergian telah dilonggarkan, jumlah penumpang pesawat masih kalah saing dengan angkutan darat.
"Karena masih ada aturan rapid test dan lain-lain, kami kalah saing dengan jalur darat. Sekarang orang bepergian ke Solo, misalnya, langsung saja naik mobil berangkat," kata Irfan dalam diskusi virtual dengan Rakyat Merdeka pada Jumat, 24 Juli 2020.
Kondisi ini menyebabkan okupansi penerbangan untuk rute jarak pendek, utamanya lintas Jawa, tidak mendongkrak pergerakan. Irfan mencatat, peningkatan penumpang maskapainya sejak PSBB transisi hanya naik 16 persen.
Rata-rata penumpang per penerbangan pun tak jua menyentuh kapasitas 50 persen meski kuota maksimal angkutan pesawat sudah ditingkatkan menjadi 70 persen. Kondisi ini menyebabkan perusahaan harus memangkas jadwal penerbangan ke rute-rute tertentu.
Untuk meningkatkan minat penumpang, Irfan mengatakan perseroan saat ini mencoba menyediakan sejumlah fasilitas untuk memudahkan perjalanan. Misalnya mengadakan fasilitas rapid test dengan menggandeng pihak ketika.
"Kami juga berja sama dengan Himbara, untuk 800 orang pertama (pembeli tiket), ada pengembalian biaya rapid test," tuturnya.
Garuda menawarkan jadwal perjalanan yang fleksibel. Artinya, jadwal yang dipilih oleh penumpang dapat berubah selama pandemi. Irfan memastikan perusahaan tidak akan menarik ongkos tambahan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA