TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti potensi turunnya Produk Domestik Bruto Provinsi Kalimantan Timur akibat dampak Covid-19 yang memicu perlambatan ekonomi global dan nasional. Ia menuturkan perlunya dilakukan upaya mitigasi agar ekonomi tetap berjalan dan pertumbuhan dapat diakselerasi pasca pandemi.
Luhut meminta kepala daerah, baik gubernur, wali kota, maupun bupati di Kalimantan Timur memikirkan upaya hilirisasi untuk memacu perekonomian di sana. "Jadi bukan hanya gali dan ekspor saja, bukan itu lagi karena itu nanti habis. Maka kita buat supaya betul-betul ada nilai tambah,” kata Luhut dalam keterangan tertulis, Jumat, 10 Juli 2020.
Sektor pertambangan dan perkebunan memberi kontribusi sangat signifikan terhadap pertumbuhan PDB Kalimantan Timur. Selain ekspor batubara dan migas, minyak sawit mentah alias CPO menjadi komoditas ekspor yang menunjang ekonomi Kaltim. Dengan kondisi itu, menurut Luhut, potensi ekonomi Kalimantan Timur sudah cukup baik.
Namun, ia mengatakan komoditas ekspor tersebut perlu diberi nilai tambah dengan cara diolah. Untuk meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor, Luhut berujar perlunya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Karena itu, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mengembangkan sektor pendidikan.
“Menurut saya kenapa tidak diajak dari pihak tambang itu untuk membantu membangun politeknik yang berkualitas, misalnya politeknik khusus tambang seperti yang terjadi pada industri di Morowali dan sebagainya, bersama dengan Pemda, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Perindustrian sehingga kualitas pendidikannya juga jalan," kata Luhut.
Dia menyadari pengembangan pendidikan akan membutuhkan waktu. Namun, ia menyarankan pemerintah daerah tetap berinisiatif dalam melakukan pengembangan SDM tersebut.
CAESAR AKBAR