TEMPO.CO, Jakarta - Calon Deputi Gubernur BI, Juda Agung, memaparkan fase pemulihan ekonomi nasional ekonomi di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan gejolak global. Menurut Juda, pemulihan ekonomi Indonesia harus menerapkan tiga fase, yaitu penyelamatan ekonomi, pemulihan, dan fase normalisasi kebijakan.
"Pada fase pemulihan ekonomi juga harus bertahap sesuai prioritas di mana 2020 fase penyelamatan sampai awal 2021. Ini seperti manajemen krisis bertahan dari terhentinya kondisi ekonomi," kata Juda dalam fit and proper test di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 7 Juli 2020.
Baca Juga:
Juda menyebutkan, kunci penyelamatan fase pertama, adalah bantuan sosial, restrukturisasi kredit, serta pelonggaran aturan perbankan dan sektor jasa keuangan. Dalam hitungannya, ia memperkirakan pada fase penyelamatan 2020, pertumbuhan ekonomi nasional masih dapat tumbuh 1,4 persen.
Setelah itu pada fase kedua terjadi pada tahun 2021 memasuki pemulihan ekonomi dengan terus mendorong akselerasi pemulihan ekonomi. Pada fase itu pemerintah perlu terus mendorong permintaan, penyiapan ekonomi digital serta reaktivasi ekonomi. Ia yakin pada fase kedua itu, ekonomi Indonesia dapat tumbuh pada level 6,71 persen.
Sedangkan pada fase ketiga adalan normalisasi kebijakan pada tahun 2022 hingga 2023. Saat itu penguatan kebijakan struktural harus terus dibangun agar dapat menjalankan ekonomi dalam era yang baru atau new normal. Juda juga optimistis pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh 5,35 persen pada 2022 serta 5,42 persen pada 2023.
Selain Juda Agung, ada Aida S Budiman, dan Doni Primanto Joewono yang diajukan Presiden Jokowi sebagai kandidat Deputi Gubernur BI untuk dipilih DPR. Salah satu dari mereka akan menggantikan Erwin Rijanto yang masa jabatannya berakhir 17 Juni.
Juda saat ini menjabat sebagai Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial, Bank Indonesia. Sebagai asisten Gubernur, dia membawahi Stabilitas Sistem Keuangan dan Kebijakan Makroprudensial.