TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG menghentikan laju penguatan setelah reli selama enam hari berturut-turut. Di akhir perdagangan hari ini, Kamis, 4 Juni 2020, pergerakan IHSG melemah 0,49 persen atau 24,30 poin ke level 4.916,7.
Pada perdagangan Rabu kemarin, IHSG ditutup di level 4.941,01. Artinya indeks melonjak 1,93 persen atau 93,50 poin atau mencatatkan reli kenaikan hari keenam beruntun sejak perdagangan Selasa pekan lalu, 26 Mei 2020.
Indeks sempat menembus level 5.000 pada perdagangan hari ini. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 4.899,39-4.015,76.
Meski begitu, pada akhirnya, sebanyak 7 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah negatif. Pelemahan IHSG didorong oleh sektor tambang yang turun 1,01 persen, disusul sektor manufaktur yang melemah 0,93 persen.
Tiga sektor lainnya ditutup menguat, dipimpin oleh sektor properti dengan penguatan 1,25 persen. Tercatat 210 saham menguat, 201 saham melemah, dan 161 saham berakhir stagnan.
IHSG melemah sejalan dengan mayoritas bursa saham global yang bergerak negatif. Busa saham global berbalik negatif karena optimisme untuk pemulihan ekonomi yang cepat dari pandemi terhenti.
Indeks Stoxx Europe 600 dibuka lebih rendah untuk pertama kalinya pekan ini, beberapa jam sebelum Bank Sentral Eropa mengumumkan keputusan kebijakannya. Kontrak berjangka pada indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 turun tipis.
Di Asia, pergerakan saham cenderung beragam, dengan indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,36 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite melemah 0,14 persen.
Setelah penguatan saham yang luar biasa dalam sepekan terakhir, fokus investor sekarang beralih ke Frankfurt, di mana ECB diharapkan untuk meningkatkan stimulus moneter yang sudah besar. Investor juga tengah menantikan data payroll dan pengangguran AS.
Pelaku pasar akan mencari katalis lebih lanjut untuk pasar saham dan aset berisiko lainnya yang telah menguat karena pembukaan ekonomi di seluruh dunia. Di sisi stimulus, Kanselir Jerman Angela Merkel sebelumnya menyepakati paket 130 miliar euro ($ 146 miliar) yang dirancang untuk memacu belanja konsumen jangka pendek dan memacu laju bisnis.
Manajer portofolio di Aviva Investors Americas LLC Susan Schmidt menyebutkan tekanan ekonomi dari pandemi virus Corona mulai mereda. "Dan investor sekarang percaya masih ada harapan bagi pasar saham," ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
BISNIS