TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan pihaknya akan melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke pasar dan industri untuk meninjau kestabilan harga komoditas bawang merah dan gula pasir menjelang hari raya Idul Fitri mendatang.
Hal ini dilakukan menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Rapat Terbatas di Istana Negara pada Rabu lalu terkait melambungnya harga gula pasir dan bawang merah. "Satgas pangan akan kembali turun ke sektor-sektor distribusi dan pasar untuk stabilkan harga," kata Argo dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 Mei 2020.
Sebelumnya, kata Argo, Satgas Pangan Polri di setiap Polda jajaran telah melakukan sejumlah operasi pasar. Ia berharap, dengan adanya sidak dapat mencegah terjadinya kemungkinan penimbunan yang dilakukan pihak-pihak tertentu.
"Juga sekaligus untuk memperlancar proses distribusi sampai ke pasar tradisional dan ritel. Pada prinsipnya Polri mengamankan kebijakan Pemerintah," ujar Argo.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya menyoroti tingginya harga bawang merah dan gula pasir yang saat ini yang jauh di atas harga acuan dan harga eceran tertinggi.
Harga bawang merah saat ini harganya di kisaran Rp 51.000 per kilogram. Padahal harga acuan bawang merah Rp 32.000 per kilogram. Selain itu, harga gula pasir mencapai Rp 17.000 hingga Rp 17.500 per kilogram melampaui harga eceran tertinggi Rp 12.500 per kilogram.
Presiden Jokowi curiga ada permainan harga sehingga melambung di pasaran. Untuk itu, ia meminta kementerian terkait untuk mencari tahu penyebab tingginya harga dua komoditas tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog atau Budi Waseso menyatakan pihaknya segera menggelontorkan gula kristal putih (GKP) atau gula pasir yang biasa dikonsumsi masyarakat sebanyak 22 ribu ton pada akhir pekan ini. Diguyurnya gula pasir ke pasaran untuk menjamin ketersediaan komoditas itu di tengah masyarakat menjelang Lebaran.
Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menyebutkan sebanyak 22 ribu ton gula kristal putih tersebut baru saja didatangkan dari India. Gula itu akan segera disalurkan ke pasar tradisional untuk mengisi kebutuhan gula terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri yang sudah di depan mata.
"Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mengisi kebutuhan gula di pasar rakyat pada bulan Ramadan dan Lebaran, sehingga tidak ada kekhawatiran di masyarakat," kata pria akrab disapa Buwas di Jakarta, Kamis, 14 Mei 2020.
Buwas menjelaskan impor gula tersebut baru sebagian dari izin impor yang diberikan kepada Bulog dari total 50 ribu ton. Impor gula ini merupakan penugasan dari hasil rapat koordinasi terbatas Kemenko Perekonomian untuk menstabilkan harga gula pasir.
BISNIS