TEMPO.CO, Jakarta - Konsumsi rumah tangga alias belanja domestik masyarakat Indonesia turun tajam akibat Covid-19. Dalam pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2020 ini hanya 2,84 persen (year-on-year), turun dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 5,02 persen.
“Konsumsi rumah tangga mengalami penurunan yang tajam,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa, 5 Mei 2020.
Walhasil, penurunan tajam dan konsumsi rumah tangga ini memicu turunnya pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 menjadi hanya 2,97 persen yoy, terpangkas hampir setengahnya dari tahun yang yang sebesar 5,07 persen.
Pertumbuhan ekonomi ikut turun karena selama ini, BPS mencatat ada dua komponen yang menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sisi pengeluaran. Keduanya yaitu konsumsi rumah tangga dan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) alias investasi. “Inilah kenapa menjaga daya beli konsumsi rumah tangga menjadi sesuatu yang penting,” kata dia.
Meski konsumsi rumah tangga turun tajam akibat Covid-19, namun Suhariyanto menyebut struktur PDB Indonesia tidak jauh berubah. Kontribusi konsumsi rumah tangga tetap di atas 50 persen yaitu di angka 58,14 persen, naik dari tahun lalu yang 56,83 persen.
Selain konsumsi rumah tangga, semua komponen lain ikut turun. Di antaranya PMTB yang hanya tumbuh 1,7 persen yoy, turun dari tahun lalu yang sebesar 5,03 persen.
Kemudian, konsumsi pemerintah yang hanya tumbuh 3,74 persen yoy, lebih rendah dari tahun lalu yang sebesar 5,22 persen. Lalu, impor turun jadi 2,19 persen yoy, dari tahun lalu yang sebesar 7,47 persen. Hingga, konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) turun minus 4,91 persen yoy, dari sebelumnya 16,96 persen.
Namun berbeda dengan yang lain, ekspor justru masih meningkat di tengah Covid-19 ini. Ekspor tercatat masih tumbuh 0,24 persen yoy atau naik dari tahun lalu yang hanya minus 1,58 persen.
FAJAR PEBRIANTO