Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini melaporkan neraca perdagangan Maret 2020 mengalami surplus US$743 juta. Kondisi surplus ini dipicu oleh posisi ekspor yang lebih besar dari impor pada Maret ini. Untuk nilai ekspor, Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan angkanya mencapai US$14,09 miliar atau meningkat 0,23 persen dari bulan sebelumnya.
Adapun nilai impor pada Maret 2020 mencapai US$13,35 miliar dollar AS. Posisi ini meningkat 15,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Senada, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan pergerakan IHSG sudah naik dan mengantisipasi rilis keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia dan neraca dagang hari ini. “Setelah semua berita keluar, wajar terjadi profit taking,” tuturnya kepada Bisnis.
Seperti diberitakan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 13-14 Maret 2020 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan, 7-Day Reverse Repo Rate, di level 4,50 persen. Selain itu, BI memutuskan untuk menahan suku bunga Deposit Facility di level 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25 persen.
Selain IHSG, sejumlah indeks saham lain di Asia juga berakhir di zona merah hari ini, di antaranya indeks Nikkei 225 Jepang (-0,45 persen), Hang Seng Hong Kong (-1,31 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (-0,39 persen). Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing ditutup melemah 0,57 persen dan 0,74 persen. Koreksi juga dialami indeks saham lain di Asia Tenggara, yakni FTSE Straits Times Singapura (-1,32 persen) dan indeks SET Thailand (-1,14 persen).