TEMPO.CO, Jakarta - Transaksi pembelian di gerai ritel modern melonjak selama masa penyebaran Covid-19. Pelaku usaha memastikan pasokan aman hingga masa lebaran usai.
Vice President Corporate Communications Transmart Carrefour, Satria Hamid, menuturkan transaksi pembelian rata-rata meningkat hingga 50 persen per konsumen dibandingkan saat sebelum virus merebak. Kenaikan itu mulai tercatat sejak Februari dan terjadi terutama di akhir pekan. Dia mengatakan kenaikan transaksi dipengaruhi imbauan pemerintah untuk mulai membatasi kegiatan di luar rumah.
"Mereka cenderung berbelanja untuk kebutuhan dalam waktu lama, tidak lagi harian," ujarnya kepada Tempo, Selasa 8 April 2020.
Menurut Satria, konsumen banyak memburu sembako selama periode dua bulan terakhir. Permintaan terhadap minyak goreng, beras, makanan beku, mie instan, hingga telur tercatat melonjak tinggi.
Meski ada lonjakan transaksi, Satria menjamin pasokan barang kebutuhan pokok terjaga hingga lebaran nanti. Dengan catatan, masyarakat berbelanja sesuai kebutuhan tanpa menimbun barang. "Rata-rata stok kami ada hingga 90 hari ke depan atau sampai Juni," katanya.
Baca Juga:
Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, mengatakan pihaknya pun telah mengamankan pasokan kebutuhan pokok hingga masa lebaran mendatang. Sejak enam bulan lalu, perusahaan mulai memesan festive product atau barang yang banyak diminati selama ramadan dan lebaran. "Kami meminta kepada pabrikan agar tidak semuanya langsung dikirim sehingga gudang dapat diisi untuk barang kebutuhan pokok," ujar dia.
Solihin mencatat kebutuhan barang pokok seperti beras, mie instan, dan minyak masih mendominasi transaksi sejak Februari. Selain itu, penjualan produk pembersih banyak diminati. Meski begitu dia mencatat kenaikan penjualan masih dalam skala wajar.
Sementara itu Chief Executive Officer PT Lotte Mart Indonesia, Joseph Buntaran, menyatakan penjualan di Lotte Mart secara keseluruhan masih stabil hingga Maret lalu. Namun perusahaan kesulitan melihat pola belanja harian konsumen usai muncul kebijakan pemerintah untuk membatasi kegiatan. "Polanya benar-benar acak dan tidak bisa diperkirakan, kadang hari ini bagus sekali lalu besoknya turun drastis," ujarnya.
Selama Covid-19 merebak, dia mencatat terdapat kenaikan tajam penjualan barang-barang yang berkaitan dengan kesehatan seperti masker, hand sanitizer, alkohol, dan disinfektan. Dia tak menyebutkan angkanya namun produk tersebut ludes terjual. "Sampai sejauh ini tidak ada masalah pasokan untuk barang lain kecuali produk tersebut," kata dia. Perusahaan hanya bisa menunggu pasokan baru datang untuk memenuhi kebutuhan di gerai lantaran barang tersebut sulit didapat.