TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan selama pandemi virus corona lalu lintas kendaraan yang melalui jalan tol anjlok 40 hingga 60 persen dibandingkan hari normal. Turunnya pendapatan ini mempengaruhi kas Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
"Dampaknya, mungkin nanti akan meminta relaksasi pembayaran kewajiban BUJT (kredit) ke bank, karena dengan pendapatan yang berkurang sekitar 40 persen menyebabkan kemampuan untuk membayar kepada bank itu akan berkurang," kata Basuki saat konferensi video bersama awak media, Selasa 6 April 2020.
Basuki mengungkapkan, pihaknya akan meminta kelonggaran kepada perbankan mulai dari pokok utang hingga ke bunganya.
Kemudian Basuki menuturkan, dalam hal pengoperasian jalan tol, BUJT sebagai pengelola telah menerapkan protokol pencegahan penyebaran virus corona. Seperti pada area istirahat di jalan tol telah menerapkan pembatasan kontak fisik atau physical distancing. Kemudian diletakkan hand sanitizer dibeberapa titik seperti mushola, toilet dan beberapa titik lainnya di area istirahat.
"Itu adalah hal-hal yang berhubungan dan dampaknya ke pekerjaan yang ada di PUPR," ujar Basuki.
Selanjutnya Basuki mengungkapkan, pihaknya akan memberikan jaminan sosial kepada seluruh pegawai yang bekerja di lingkungan PUPR. Dia mencatat secara keseluruhan ada 137 ribu pegawai, termasuk kontraktor, sampai tenaga lepas. "Ini juga lagi kami data untuk diberikan jaminan sosial walaupun ada pembatasan sosial ini," tuturnya.
Sebelumnya, Basuki Hadimuljono memutuskan untuk menunda kenaikan tarif tol sejumlah ruas jalan karena kondisi perekonomian yang belum stabil.
"Kondisi ekonominya juga lagi enggak normal, jadi jangan di-treat sebagai kondisi normal. Kalaupun sudah waktunya (tarif tol) naik, saya akan hold dulu," kata Basuki di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa, 10 Maret 2020.
Basuki menjelaskan, kondisi perekonomian baik global maupun nasional saat ini tidak kondusif. Perekonomian yang tak normal ini di antaranya merupakan dampak dari meluasnya wabah virus COVID-19 di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
EKO WAHYUDI l BISNIS