TEMPO.CO, Jakarta - Boeing Co. untuk sementara waktu menghentikan aktivitas produksi di pabrik perakitan pesawat 787 Dreamliner di South Carolina, Amerika Serikat, di tengah wabah virus Corona atau Covid-19.
Dilansir dari Bloomberg, pabrik yang terletak di North Charleston ini akan resmi berhenti beroperasi pada 8 April 2020. Dengan penutupan pabrik terakhir yang masih beroperasi, artinya Boeing secara penuh menghentikan seluruh aktivitas perakitan di Negeri Paman Sam.
Penghentian ini menyusul desakan Gubernur South Carolina Henry McMaster agar untuk membatasi aktivitas warga yang tidak penting. Pusat produksi Boeing di Seattle juga ditutup tanpa batas waktu karena pejabat kesehatan negara berjuang untuk menahan penyebaran virus.
Secara umum, pandemi Corona memberikan ketidakpastian terhadap rencana produksi Boeing 787, yang menjadi sumber pendapatan utama perusahaan. Banyak maskapai di seluruh dunia memarkir armada karena anjloknya permintaan perjalanan jarak jauh.
Analis secara luas memperkirakan Boeing akan memangkas produksi Dreamliner ketika aktivitas perakitan dilanjutkan. Boeing juga masih menghentikan produksi pesawat 737 Max-nya yang telah dilarang terbang selama lebih dari setahun setelah akibat dua kecelakaan mematikan.
"Ini adalah komitmen kami untuk fokus pada kesehatan dan keselamatan rekan tim kami sambil menilai penyebaran virus di seluruh negara bagian, dampaknya terhadap keandalan rantai pasokan global kami dan efek berantai pada program 787," kata Brad Zaback, pimpinan pabrik South Carolina, seperti dikutip Bloomberg.
Saham Boeing turun 2,5 persen ke level US$ 145,04 setelah penutupan perdagangan reguler di New York. Saham melonjak 19 persen di sesi reguler tengah reli pasar yang luas karena korban jiwa yang dilaporkan di beberapa hotspot virus Corona di dunia mulai melandai.
Tetapi dampak virus terhadap ekonomi terus meningkat. Pesaing Boeing, Airbus SE juga menghentikan produksi di dua pabrik di Jerman dan AS di Mobile, Alabama, untuk menyesuaikan dengan perlambatan permintaan dan masalah pasokan pesawat akibat pandemi ini.
BISNIS