TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 18.300 penerbangan di 15 bandara milik PT Angkasa Pura I (Persero) dibatalkan sejak pandemi virus corona Covid-19 muncul. Periode pembatalan terjadi mulai Januari hingga Maret 2020.
"Penerbangan di-cancel, dampaknya ke Angkasa Pura I signifikan. Kami sedang hitung kira-kira solusi terbaiknya seperti apa," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam telekonferensi, Sabtu, 28 Maret 2020.
Tren pembatalan penerbangan salah satunya terjadi untuk rute perjalanan dari dan ke Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport. Hingga kini, Faik mencatat terjadi 53 pembatalan pergerakan pesawat per hari yang mempengaruhi pergerakan jumlah penumpang.
Dengan pembatalan-pembatalan penerbangan selama masa pandemi corona ini, ia memperkirakan target perseroan hingga akhir tahun nanti bakal terkoreksi. Setidaknya, hingga akhir 2020, realisasi pertumbuhan yang dicapai perusahaan lebih rendah 20 persen dari target yang ditetapkan semula.
Faik mengatakan, untuk tetap menjaga ketahanan bisnis, perseroan telah melakukan sejumlah cara. Di antaranya menggenjot pendapatan dari sisi non-aero atau di luar pendapatan penerbangan.
Perusahaan juga telah melakukan efisiensi untuk operasional di masing-masing bandara untuk mengurangi ongkos atau cost. "Misalnya dengan penurunan jumlah penerbangan, garbarata yang tadinya kami sediakan lima, jadi kami operasikan tiga," tuturnya.
Faik juga mengatur kembali jam kerja giliran atau sif pegawai guna mengantisipasi adanya PHK. "Jadi kami lakukan penyesuaian-penyesuaian," ucapnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA