TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Boeing 737 Max akan segera diproduksi kembali pada kuartal kedua tahun ini. Namun, Chief Executive Officer Boeing Co. David Squires memperkirakan tipe pesawat ini tidak akan bisa mencapai puncak produksi 52 unit per bulan.
"Kami saat ini mengharapkan semua pelanggan 737 Max untuk menyelaraskan tingkat produksi baru ini dengan profil landasan selama 2020 dan 2021," kata Squires, dilansir Bloomberg, Selasa 3 Maret 2020.
Untuk mencapai target yang dipatok sejak 2019 itu, pabrikan pesawat terbesar di AS itu diperkirakan akan membutuhkan waktu empat tahun.
Sebelumnya, Boeing 737 Max telah dilarang terbang di seluruh dunia sejak Maret 2019, setelah dua insiden kecelakaan fatal. Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh pada 29 Oktober 2018 di perairan Karawang. Lima bulan kemudian, giliran pesawat serupa milik Ethiopian Airlines jatuh pada 10 Maret 2019. Total korban tewas sebanyak 346 jiwa.
Salah satu pemasok suku cadang Boeing, Senior Plc, mengatakan perusahaan diperkirakan memerlukan waktu hingga tiga tahun untuk mencapai tingkat produksi 57 pesawat per bulan, yang awalnya telah direncanakan dimulai tahun lalu.
Seorang juru bicara Boeing Co. mengatakan, perusahaan akan melanjutkan produksi Boeing 737 Max dengan harga rendah pada tahun ini. Perusahaan secara bertahap akan meningkatkan produktivitas selama beberapa tahun mendatang.