TEMPO.CO, Jakarta - Perum Bulog menjamin stok beras tidak terganggu meskipun belakangan ada sejumlah warga yang memborong belanja atau panic buying menyusul kabar dua warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif virus Corona.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso meminta masyarakat tidak menimbun beras dan bahan pokok lainnya. Sebab, Bulog bersama BUMN lainnya yang bergerak di bidang pangan sudah siap mengantisipasi apabila ada kelangkaan.
"Walaupun kita sudah diumumkan oleh Menkes ada kasus Corona, tapi tidak usah panik dan tidak usah khawatir soal bahan makanan kita. Tidak usah terus kita menimbun, tidak ada gunanya, ya," kata Budi Waseso atau Buwas di Gudang Bulog Gedebage, Kota Bandung, Selasa, 3 Maret 2020.
Buwas menjelaskan, stok beras dijamin karena akan ada serapan kembali hasil panen dalam waktu dekat. Dia mengatakan pada bulan April mendatang, sejumlah wilayah Indonesia akan produksi panen beras.
Per April nanti, kata Buwas, Bulog akan menyerap sekitar 1,7 juta ton Beras. Sehingga apabila dalam dua bulan ke belakang ini Bulog dapat menghabiskan sekitar 500 ribu ton beras. Ia menjamin stok akan terus aman.
"Sekarang 1,7 juta ton, ya berarti kalau dua bulan ke belakang ini kita bisa menghabiskan 500 ribu ton laku, sisa kita tinggal 1,2 juta ton. Maka kita akan menyerap 1,7 juta ya berarti sudah hampir 3 juta ton," kata Budi.
Sementara itu, Kepala Divre Bulog Jawa Barat Benhur Ngkaimi mengatakan saat ini Bulog Jawa Barat memiliki stok beras sebanyak 216 ribu ton. Angka tersebut akan menjamin stok beras tetap aman hingga tahun depan.
Saat ini kebutuhan beras di Jawa Barat per tahun hanya sekitar 100 ribu ton. "Sehingga kalau 216 ribu ton, artinya CBP (Cadangan Beras Pemerintah) masih lebih untuk tahun 2020," kata Benhur.
ANTARA