Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Virus Corona Mereda, Harga Minyak Mentah Naik ke Level USD 55,79

image-gnews
Kilang Minyak di kota Angarsk, Rusia. [themoscowtimes.com]
Kilang Minyak di kota Angarsk, Rusia. [themoscowtimes.com]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB tercatat naik lebih dari tiga persen. Kenaikan harga komoditas emas hitam itu terjadi usai Cina melaporkan jumlah terendah harian kasus Virus Corona baru sejak akhir Januari 2020.

Laporan Cina itu kemudian memicu investor berharap bahwa permintaan bahan bakar di konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu mulai pulih. Reuters menyebutkan harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April naik US$ 1,78 atau 3,3 persen menjadi US$ 55,79 per barel.

Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret ditutup US$ 1,23 atau 2,5 persen lebih tinggi menjadi US$ 51,17 per barel. Angka-angka itu tercatat tertinggi untuk kedua kontrak berjangka sejak Januari.

Sebelumnya Amerika Serikat melaporkan persediaan mingguan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan karena diimbangi oleh penurunan stok bahan bakar. Badan Informasi Energi AS (EIA) menyebutkan persediaan minyak mentah AS naik 7,5 juta barel pekan lalu, ketimbang ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan tiga juta barel.

John Kilduff, seorang mitra di Again Capital di New York, berpendapat hal itu menunjukkan permintaan bensin mulai rebound. "Dan penarikan moderat dalam bahan bakar sulingan membantu mengimbangi bearish, mengangkat minyak mentah," ucapnya.

Menurut data hingga Selasa lalu, 12 Februari 2020, tingkat pertumbuhan kasus Virus Corona baru di Cina telah melambat ke level terendah sejak 30 Januari. Namun, para pakar internasional tetap berhati-hati dalam meramalkan kapan wabah akan berakhir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Laporan dari Cina menunjukkan pengurangan jumlah kasus virus baru yang memaksa akumulasi tambahan di berbagai kelas aset hari ini," Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois. Hal ini tergambar dalam sebuah laporan yang memperlihatkan saham energi meningkat di tertinggi baru di pasar saham.

Pembatasan perjalanan ke dan dari Cina dan karantina juga telah mengurangi penggunaan bahan bakar. Dua kilang terbesar Cina sudah berencana mengurangi pemrosesan sekitar 940.000 barel per hari (bph) sebagai akibat dari penurunan konsumsi, atau sekitar tujuh persen dari proses pengolahan tahun 2019 mereka.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pun memangkas perkiraan pertumbuhan global dalam permintaan minyak karena Virus Corona sebesar 230 ribu barel per hari. Angka itu berdasarkan penilaian yang cukup moderat dibandingkan dengan prediksi lainnya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.


Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

4 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.


Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

11 hari lalu

Ilustrasi Minyak Goreng. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/YU
Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.


Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

11 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2 persen dari target, yang terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.


Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

17 hari lalu

Ilustrasi mata uang dolar.  REUTERS/Guadalupe Pardo
Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.


Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

18 hari lalu

Kilang Minyak Pertamina Dumai. antaranews.com
Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.


Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

18 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854


Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

19 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.


Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

22 hari lalu

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.


Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

22 hari lalu

Ilustrasi Emas Batangan. TEMPO/Tony Hartawan
Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.