TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro menjelaskan soal dana investasi di Kereta Cepat Jakarta-Bandung setelah dicecar anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade. Jumlah investasi KAI mencapai Rp 3 triliun atau 25 persen dari kebutuhan dana investasi kereta cepat.
"Total untuk investasinya kami 25 persen saham, selama pembangunan itu, jadi sambil jalan nyetorlah," kata Edi saat ditemui usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Senin, 10 Februari 2020.
Edi memastikan seluruh setoran dana ini sesuai dengan penugasan dan pemerintah lewat peraturan presiden. "Sesuai Perpres, kami kan memang 25 persen," kata dia. Tahun ini, KAI menyetor dana awal Rp 400 miliar.
Sebelumnya dalam rapat ini, anggota DPR Andre Rosiade mempertanyakan Edi soal setoran Rp 3 triliun tersebut. Politikus Partai Gerindra itu protes karena uang KAI ditarik, tapi tidak menjadi operator dari kereta cepat, hasil kerja sama Indonesia-Cina tersebut.
"Seharusnya kalau memang KAI disuruh taruh uang, harusnya KAI diberikan kesempatan jadi operator," kata Andre.
Untuk itu, Andre meminta agar rapat berikutnya bersama Komisi VI DPR bisa melibatkan Menteri BUMN Erick Thohir. "Jangan sampai KAI jadi penonton di rumah sendiri, jangan kita kasih kesempatan Cina saja yang berkuasa di negara kita," kata dia..
Selain itu, Andre meminta Edi menyampaikan protesnya ini kepada Erick agar dilakukan evaluasi ulang. Terlebih, kata Andre, KAI tak hanya diminta menyetorkan uang, tapi juga masinis.
FAJAR PEBRIANTO