TEMPO.CO, Jakarta - Data Bloomberg hari ini, Senin 3 Februari 2020 menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5.884,17. Artinya, ada koreksi tajam sebesar 0,94 persen atau 55,88 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, untuk pertama kalinya sejak 29 November 2019, IHSG terguling ke bawah level 6.000 dan berakhir di level 5.940,05. Terjadi pelemahan 1,94 persen atau 117,55 poin, koreksi hari kedua berturut-turut.
Aksi jual bersih oleh investor asing berlanjut pada perdagangan hari ini sehingga membuat IHSG rontok. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) senilai sekitar Rp 812,4 miliar, net sell perdagangan hari ketiga berturut-turut.
Aksi beli oleh investor asing pada hari ini tercatat 1,46 miliar lembar saham senilai Rp 2,54 triliun. Adapun aksi jual oleh investor asing tercatat 1,84 miliar lembar saham senilai Rp3,35 triliun. Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa hari ini mencapai sekitar Rp6,95 triliun dengan volume perdagangan tercatat sekitar 6,48 miliar lembar saham.
Level penutupan IHSG yang dibukukan hari ini adalah yang terendah sejak 17 Mei 2019. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di level 5.877,2 – 5.942,78.
Seluruh sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin pertanian (-2,46 persen), industri dasar (-2,03 persen), dan infrastruktur (-1,85 persen). Adapun dari 676 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 106 saham menguat, 312 saham melemah, dan 258 saham stagnan. Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 6,77 persen dan 1,58 persen turut menjadi penekan utama IHSG.