TEMPO.CO, Jakarta - Analis memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bakal tertekan ke area support di level 5.900 sampai 5.767. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk buy on weakness (BOW) atau beli di harga rendah.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan isu virus korona akan menjadi berita utama yang diperkirakan dapat memukul pertumbuhan ekonomi global dan China. Hans berharap ada rebound IHSG ke area support 5.939.
Namun, dengan memperhitungkan tekanan indeks global akibat wabah virus korona yang menyebar dengan cepat IHSG sangat mungkin turun kembali pada pekan depan.
“Area support di level 5.900 sampai 5.767 dan resistance di level 6.000 sampai 6.152. Pelaku pasar harus tetap tenang dan memanfaatkan momentum ini untuk BOW ketika terjadi koreksi,” katanya Sabtu 1 Februari 2020.
Menurutnya, investor tengah menunggu laporan keuangan tahunan sebagai sentimen dalam negeri yang bisa mendorong laju IHSG. Berdasarkan data FactSet ada 200 perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba kuartalan. Adapun 70 persen di antaranya membukukan keuntungan lebih baik dari perkiraan.
FactSet memperkirakan laba S&P 500 berpeluang turun 2 persen pada kuartal keempat secara year-over-year. Dia memperkirakan laba emiten pada indeks S&P 500 berpeluang turun 0,8 persen pada kuartal keempat, tetapi analis memperkirakan terjadi kenaikan laba 5,8 persen pada kuartal pertama 2020.
Pada perdagangan kemarin, Jumat 31 Januari 2020, IHSG berakhir merosot nyaris 2 persen di tengah kekhawatiran seputar wabah virus corona (coronavirus) di China.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 1,94 persen atau 117,54 poin ke level 5.940,05 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.