TEMPO. CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui telah ditantang Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya hingga 7 persen.
"Bu Sri Mulyani bilang kalau bisa sampai 7 persen. Pertumbuhan ekonomi kami saat ini hanya di atas rata-rata nasional tipis," ujar Ganjar Pranowo dalam acara Katadata Indonesia Data and Economic Forum di Hotel Kempinski Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 30 Januari 2020.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah memang tercatat sebagai salah satu yang tertinggi dibanding daerah lain di Indonesia. Pada 2019, Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,62 persen. Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,05 persen.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 2019 bahkan tercatat yang tertinggi sepanjang empat tahun terakhir. Pada 2018, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah hanya 5,32 persen. Sedangkan pada 2017 sebesar 5,36 persen; 2016 5,25 persen; dan 2015 sebesar 5,47 persen.
Ganjar mengakui, target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen ini bukan untuk tahun ini. Melainkan, kata dia, akan dikejar secara bertahap hingga 2023. "Jadi sekarang kami buatkan (pertumbuhan ekonomi) karena itu kan bukan single isu langsung bisa naik 7 persen," ucapnya.
Sebagai upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi, Ganjar menyebutkan pemerintah provinsi telah merancang sejumlah cara. Di antaranya merelaksasi aturan untuk memudahkan masuknya investasi.
Ganjar juga sedang berupaya untuk memperpendek proses peizinan penanaman modal untuk menggairahkan investasi. Ia berharap, proses perizinan dan proses investasi akan makin mudah setelah DPR bersama pemerintah merampungkan omnibus law pada 2021.
Adapun pada tahun ini, ia membidik pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dapat terkerek ke angka 5,7 persen. Angka itu masih di atas proyeksi pertumbuhan rata-rata nasional sebesar 5,3 persen.